NPM : 21209827
KELAS : 4EB13
VI. Pelaporan Keuangan dan
Perubahan Harga
1. Memahami mengapa laporan keuangan memiliki potensi untuk
menyesatkan selama periode perubahan harga
Mengapa
Laporan Keuangan memiliki potensi untuk menyesatkan selama periode perubahan
harga?
Dari sudut
pandang manajemen, ketidakakuratan pengukuran ini mendistrosi
·
Proyeksi
keuangan yang didasarkan pada data seri waktu histories
·
Anggrana yang menjadi dasar pengukuran
kinerja
·
Data kinerja yang tidak dapat
mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan
Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan
:
·
Kenaikan
dalam proporsi pajak
·
Permintaan
dividen lebih banyak dari pemgang saham
·
Permintaan
gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja
·
Tindakan
yang merugikan dari Negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang
sangat besar)
Oleh karena itu, mengakui pengaruh
inflasi secara eksplisit berguna dilakukan
karena beberapa alasan :
·
Pengaruh
perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi
sutu perusahaan
·
Mengelola
masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada pemahaman yang
akurat atas masalah tersebut
·
Laporan
dari para manager mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan
usaha menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut.
Meskipun inflasi melambat, akutansi perubahan harga tetap
berguna karena efek kumulatif inflasi yang rendah dalam
beberapa waktu dapat menjadi signifikan.
2. Mengetahui istilah-istilah akuntansi inflasi dan memahami
pengaruh penyesuaian harga terhadap laporan keuangan
·
Atribut. Karakteristik kuantitatif suatu
pos yang diukur untuk keperluan akutansi.
Contoh: biaya histories atau biaya penggantian merupaka atribut suatu aktiva
·
Penyesuaian
biaya kini.
Nilai penyesuaian aktiva untuk perubahan
dalam harga tertentu
·
Kekayaan
yang dapat dihapuskan.
Jumlah aktiva bersih suatu perusahaan yang dapat ditarik tanpa mengurangi besar
awalnya aktiva bersih
·
Mekanisme
Penyesuaian.
Manfaat berupa keuntungan daya beli pemegang saham yang berasal dari pendanaan
utang dan pertanda bahwa perusahaan tidak perlu mengakui tambahan biaya
pengganti atas aktiva operasi sehubungan dengan aktiva tersebut didanai melalui
utang
·
Ekuivalen
Daya Beli Umum.
Jumlah mata uang yang telah disesuaikan terhadap perubahan dalam tingkat harga
umum
·
Keuntungan kepemilikan suatu investasi. Kenaikan
nilai biaya kini suatu aktiva nonmoneter
·
Hiperinflasi. Laju inflasi
yang sangat besar terjadi pada saat tingkat harga umum dalam suatu perekonomian
meningkat sebesar lebih dari 25%
pertahun
·
Inflasi. Kenaikan dalam
tingkat harga umum seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian
·
Aktiva moneter. Klaim
terhadap jumlah mata uang yang tetap dimasa depan seperti kas atau piutang
usaha
·
Keuntungan Moneter. Kenaikan
dalam daya beli secara umum yang terjadi karena terdapatnya kewajiban moneter
selama periode inflasi
·
Kewajiban moneter. Suatu
kewajiban untuk membayar jumlah mata uang yang tetap dimasa depan seperti utang
usaha atau uang dengan suku bunga yang tetap
·
Kerugian Moneter. Penurunan
dalam daya beli secara umum yang terjadi karena terdapatnya kativa moneter
selama periode inflasi
·
Penyesuian Modal Kerja Moneter. Pengaruh
perubahan harga khusus terhadap seluruh
jumlah modal kerja yang digunakan oleh sutu usaha dalam menjalankan operasinya
·
Jumlah Nominal. Jumlah mata uang yang belum disesuaikan dengan
perubahan harga
·
Aktiva Nonmoneter. Aktiva yang
tidak menunjukkan adanya klaim tetap terhadap kas seperti persediaan, aktiva
tetap, dan peralatan
·
Kewajiban Nonmoneter. Suatu utang
yang tidak mengharuskan pembayaran jumlah kas yang tetap dimasa depan, seperti
uang muka pelanggan
·
Penyesuian Paritas. Suatu
penyesuian yang mencerminkan perbedaan antara inflasi di Negara induk
perusahaan dan Negara tuan rumah
·
Aktiva permanent. Istilah di
Brasil untuk aktiva tetap, gedung, investsai, beban tangguhan, dan depresiasi
terkait serta jumlah deplesi atau
amortisasi
·
Indeks Hraga. Suatu rasio
biaya dimana pembilang/numeratornya adalah biaya dari suatu keranjang barang
dan jasa yang representatif dalam tahun berjalan, sedangkan penyebutnya adalah
biaya dari keranjang barang dan jasa yang sama pada tahun dasar
·
Daya Beli. Kemampuan
umum dari suatu unit moneter untuk memeperoleh barang dan jasa
·
Laba Riil. Laba bersih
yang telah disesuaikan untuk perubahan harga
·
Biaya penggantian. Biaya kini
untuk mengganti potensi jasa suatu aktiva dalam keadaan normal usaha
·
Mata uang pelaporan. Mata uang
yang digunakan suatu perusahaan dalam menyusun laporan keuangan
·
Metode
nyatakan kembali-translasikan. Digunakan pada saat suatu induk perusahaan mengkonsolidasikan akun-akun anak
perusahaan luar negeri yang berlokasi disebuah lingkungan berinflasi
·
Perubahan
Harga Khusus.
Perubahan dalam harga untuk komoditas khusus seperti persediaan atau peralatan
·
Metode
translasikan-nyatakan kembali. Suatu metode konsolidasi pertama-tama dengan
mentranlasikan akun-akun laporan keuangan anak perusahaan luar negeri kedalam
mata uang induk perusahaan dan kemudian dinyatakan kembali jumlah yang
ditanslasikan terhadap inflasi induk perusahaan
3. Menentukan perbedaan model akuntansi biaya terkini dan
konvensional
Secara umum, dalam akuntansi konvensional, laporan
keuangan disajikan berdasarkan nilai historis yang mengasumsikan bahwa
hargaharga (unit moneter) adalah stabil. Akuntansi konvensional tidak mengakui
adanya perubahan tingkat harga umum maupun perubahan tingkat harga khusus.
Sebagai konsekuensinya, jika terjadi perubahan daya beli seperti pada periode
inflasi, maka laporan keuangan historis secara ekonomis tidaklah relevan. Pada
periode ini pendapatan umumnya dinilai lebih tinggi sedangkan aktiva tetap
dinilai lebih rendah. Sebenarnya, terdapat beberapa metode akuntansi mengenai
pengaruh perubahan harga, antara lain akuntansi harga tetap, akuntansi nilai
sekarang, dan akuntansi tingkat harga umum. Akuntansi tingkat harga umum akan
mengadakan restatement komponen-komponen laporan keuangan ke dalam
rupiah pada tingkat daya beli yang sama, namun sama sekali tidak mengubah
prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam akuntansi berdasarkan nilai
historis.Pada prakteknya, kontroversi yang menyangkut relevansi penggunaan
akuntansi tingkat harga umum masih berlanjut hingga saat ini. Beberapa
argumentasi yang mendukung maupun menolak penerapan akuntansi tingkat harga
umum akan disajikan dalam artikel ini. Demikian juga hasil dari dua penelitian
mengenai pengaruh penerapan akuntansi tingkat harga umum terhadap laporan
keuangan akan diperbandingkan guna melihat apakah penyesuaian berdasarkan
akuntansi tingkat harga umum memang diperlukan.
4. Menjelaskan perbedaan akuntansi inflasi di AS, Inggris,
dan Brasil
AMERIKA SERIKAT
Pada tahun 1979, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar
Akutansi Keuangan No 33 berjudul
Pelaporan Keuangan dan Perubahan harga, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS mencoba
melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya histories dan daya beli konstan
kini.
Perusahan pelapor didorong untuk
mengungkapkan informasi berikut untuk masing-masing dari 5 tahun terakhir :
1.
Penjualan
bersih dan pendapatan opersai lainnya
2.
Laba dari operasi yang berjalan
berdasarkan dasar biaya kini
3.
Keuntungan atau kerugian daya beli (moneter)
atas pos-pos moneter bersih
4.
Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau
jumlah yang dapat dipulihkan (yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan akan
dapat dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan) yang lebih rendah dari
persediaan atau aktiva tetap, bersih dari inflasi (perubahan tingkat harga
umum)
5.
Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang
aing, berdasrkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi
6.
Aktiva bersih pada akhir tahun menurut dasar
biaya kini
7.
Laba persaham (dari opersai berjalan) menurut
dasar biaya kini
8.
Deviden persaham biasa
9.
Harga pasar akhir tahun perlembar saham
biasa
10. Tingkat Indeks
Harga Konsumen yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan
INGGRIS
Laporan biaya kini di Inggris mewajibkanbaik laporan laba rugi dan neraca
biaya kini, beserta catatan penjelasan. Standar di Inggris memeperbolehkan 3
pilihan pelaporan :
1.
Menyajikan
akun0akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap
biaya historis
2.
Menyajikan
akun-akun biaya histories sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun
pelengkap biaya kini
3.
Menyajikan
akun-akun biaya kini sebagai sati-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi
biaya historis yang memadai
BRASIL
Akutansi
inflasi yang direkomen dasikan di Brasil
hari ini mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan, hokum perusahan Brasil dan
Komisi Pengawas Pasar Modal Brasil. Pneyesuaian inflasi yang sesuai dengan hokum
perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanent dan ekuitas pemegang
saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh Pemerintah Federal untuk
mengukur devaluasi mata uang local. Aktiva permanent meliputi aktiva tetap,
gedung, investsai, beban tangguhan dan depresiasi terkait, serta kaun-akun
amortisasi atau deplesi (termasuk setiap provisi kerugian yang terkait).
Akun-akun ekuitas pemegang saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan,
cadangan revaluasi, laba ditahan, dan akun cadangan modal yang digunakan untuk mencatat
penyesuaian tingkat harga terhadap modal.
5. Memahami pelaporan keuangan dalam perekonomian
hiperinflasi
ED PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam
Ekonomi Hiperinflasi merupakan adopsi dari IAS 29 Financial Reporting in
Hyperinflationary Economies. IAS 29 ini berkaitan dengan penyajian kembali
laporan keuangan ketika terjadi ekonomi hiperinflasi dalam mata uang pelaporan
entitas. Dalam kondisi semacam ini, laporan keuangan entitas disajikan dalam
unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan. Selain itu, pos-pos terkait
di periode sebelumnya disajikan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode
pelaporan, dan laba rugi atau posisi moneter neto diakui dalam laporan laba
rugi dan diungkapkan terpisah.
6. Mengetahui apakah dolar konstan atau biaya kini lebih
baik untuk mengukur pengaruh inflasi
Isu-isu
Mengenai Inflasi
Terdapat
empat isu akuntansi inflasi yang cukup mengganggu, yaitu :
1.
Apakah dolar konstan atau biaya kini
yang lebih mengukur pengaruh inflasi.
2.
Perlakuan akuntansi terhadap
keuntungan dan kerugian inflasi.
3.
Akuntansi inflasi luar negeri.
4.
Menghindari fenomena kejatuhan
ganda.
Keuntungan
dan Kerugian Inflasi
Keuntungan
atau kerugian pos-pos moneter di Amerika Serikat ditentukan dengan menyajikan
ulang dalam dolar konstan, saldo awal dan akhir, serta transaksi dalam, seluruh
aktiva dan kewajiban moneter (termasuk utang jangka panjang). Angka yang
dihasilkam diungkapkan sebagai pos terpisah. Perlakuan ini memeandang
keuntungan dan kerugian pos-pos moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis
pendapatan yang lain. Di Inggris, keuntungan dan kerugian pos-pos moneter
dipisahkan menjadi modal kerja moneter dan mekanisme penyesuaian.
Pendekatan
di Brazil yang tidak lagi diwajibkan, tidak menyesuaikan aktiva dan kewajiban
kini secara eksplisit, karena jumlah-jumlah ini dinyatakan dalam hal nilai yang
dapat direalisasi.
7. Definisi penurunan ganda (double dip) dan menjelaskan cara penangannya
Pada saat me-restate perkiraan-perkiraan
luar negeri untuk memperhitungkan inflasi luar negeri, kehati-hatian harus
dijaga untuk mencegah fenomena “double-dip”. Masalah ini timbul dari fakta
bahwa inflasi lokal memberi dampak langsung pada kurs yang digunakan dalam
proses translasi. Walaupun ahli ekonomi umumnya mengasumsikan suatu hubungan
terbalik antara laju inflasi internal suatu negara dengan nilai eksternal
valutanya., bukti-bukti memperlihatkan bahwa hubungan seperti ini jarang
terjadi, paling tidak dalam jangka pendek. Oleh karenanya, besarnya penyesuaian
yang dilakukan untuk menghilangkan fenomena perhitungan-ganda akan bervariasi
tergantung pada kadar korelasi negatif antara kurs dengan perbedan inflasi.
Penyesuaian
inflasi terhadap harga pokok penjualan dan beban depresiasi dirancang untuk
menentukan laba, seperti dilaporkan agar tidak terjadi overstatement laba.
Meskipun begitu akibat hubungan negatif antara inflasi lokal dan nilai valuta,
perubahan kurs antara laporan keuangan satu dengan laporan keuangan yang lain
yang berurutan , yang umumnya diakibatkan oleh inflasi (paling tidak selama
satu periode tertentu), akan menyebabkan perusahaan merefleksikan paling tidak
sebagian dampak inflasi (yaitu, penyesuaian-penyesuaian ganda, kerugian translasi
yang telah tercermin dalam laba seperti dilaporkan sebuah perusahaan harus
diperhitungkan sebagai bagian dari penyesuaian inflasi.
Referensi :
Afrizon, SE., Akt., M. Si,
Akuntansi Internasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar