Sabtu, 12 November 2011

TUGAS BAHASA INDONESIA 2 - PENALARAN DEDUKTIF

NAMA   : YULIANA
NPM     : 21209827
KELAS   : 3EB13
Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif menggunakan bentuk bernalar deduksi. Deduksi yang berasal dari kata de dan ducere, yang berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau universal.

Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi.

·     Corak berpikir deduktif: silogisme kategorial, silogisme hipotetis, silogisme alternative atau entimen. Dalam penalaran deduktif terdapat premis. Yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan
·       Penarikan kesimpulan secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
·       Penarikan secara langsung ditarik dari satu premis. Penarikan tidak langsung ditarik dari dua premis.
·       Premis pertama adalah premis yang bersifat umum sedangkan premis kedua adalah yang bersifat khusus.

Contoh Penalaran Deduktif:
Semua manusia pasti mati (premis mayor)
Danu adalah manusia. (premis minor)
Danu pasti mati. (kesimpulan)

Penalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum. Simpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih umum dari pada proposisi tempat menarik simpulan itu. Proposisi tempat menarik simpulan itu disebut premis.

Menarik Simpulan secara Langsung
Simpulan (konklusi) secara langsung ditarik dari satu premis. Sebaliknya, konklusi yang ditarik dari dua premis disebut simpulan tak langsung.

Contoh:
Semua ikan berdarah dingin. (premis)
Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)

Menarik Simpulan secara Tidak Langsung
Penalaran deduksi yang berupa penarikan simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai data. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.

Beberapa jenis penalaran deduktif yang menarik kesimpulan secara tidak langsung yaitu:

Silogisme adalah suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang merupakan proposisi ketiga.

a.   Silogisme Kategorial
Silogisme Kategorial ialah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan. Premis yang bersifat umum disebut premis mayor dan premis yang besifat khusus disebut premis minor. Subjek simpulan disebut term minor dan predikat simpulan disebut termi mayor.

Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus : Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)

Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai berikut:
1)  Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah.
2) Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
3) Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
4) Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
5) Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
6) Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
7) Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
8) Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.

Contoh:
My       : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn       : Badu adalah mahasiswa
K          : Badu lulusan SLTA

My       : Semua mahasiswa memiliki ijazah SLTA.
Mn       : Amir tidak memiliki ijazah SLTA
K          : Amir bukan mahasiswa

b.   Silogisme Hipotesis
Silogisme Hipotesis adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.

Konditional hipotesis : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

Contoh :
My       : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.
Mn       : Air tidak ada.
K          : Jadi, Manusia  akan kehausan.

My       : Jika tidak ada udara, makhluk hidup akan mati.
Mn       : Makhluk hidup itu mati.
K     : Makhluk hidup itu tidak mendapat udara.

c.   Silogisme Alternatif
Silogisme Alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.

Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

Contoh:
My       : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Mn       : Nenek Sumi berada di Bandung.
K          : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

My       : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Mn       : Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
K           : Jadi, Nenek Sumi berada di Bandung.

d.   Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

Contoh:
1)  Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
2) Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.

Sumber: